Pembongkaran SPBU itu bukan merupakan sesuatu yang mudah. Sebab, memerlukan beberapa proses mulai dari menghabiskan persediaan di dalam tangki, mengeringkan, penghancurkan dispenser, dan membongkar bangunan hingga mengeruk aspal agar rata dengan tanah.
"Semua pengelola agar membongkar asetnya sendiri," kata Kepala Bidang Taman Kota Provinsi DKI Jakarta Dwi Bintarto seusai penutupan SPBU secara resmi di SPBU Semanggi Jakarta, Sabtu, 8 November 2009.
Dia mencontohkan, pembongkaran SPBU di Tanjung Priok membutuhkan dana Rp 1,3 miliar. Sedangkan di Jl. Wijaya di bawah Rp 1 miliar. Hal itu tergantung dari luasnya lokasi SPBU.
Dwi menuturkan, dalam proses penutupan SPBU membutuhkan waktu yang lama. Jika berdasarkan kontrak selama 20 tahun, SPBU yang berdiri sejak 1973 itu seharusnya ditutup pada 1993. Pada 2002, sebenarnya sudah diterbitkan SK Gubernur namun masih belum ada koordinasi lintas sektoral.
Saat ini, dari 27 SPBU yang ditutup, lima sudah dicabut dispensernya yaitu SPBU Semanggi sisi barat, SPBU di Jl. Mataram, Jl. Senopati, SPBU Kwitang, dan Lapangan Ros-Tebet.
Pengguna lahan yang melanggar kawasan hijau menurut UU Tata Ruang No 26 tahun 2007 diancam hukuman tiga tahun atau kurungan denda Rp 500 juta atau lima tahun kurungan atau denda Rp 1,5 miliar.
Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Ery Basworo menambahkan, pembongkaran itu diharapkan selesai dalam waktu 2-3 bulan. Sementara itu, pembangunan taman diselenggarakan pada 2010.
Menurutnya, setelah penutupan 27 SPBU tersebut, tidak ada lagi SPBU yang berada di wilayah jalur hijau.
Untuk sosialisasi sendiri pemerintah menyediakan dana Rp 25 juta, sedangkan untuk penutupan fisik sebesar Rp 50 juta.
Penutupan secara resmi yang dilakukan oleh Gubernur DKI Fauzi Bowo itu dilakukan di SPBU Semanggi. Penutupan SPBU itu bersamaan dengan peringatan Hari Tata Ruang Dunia. Foke gembira, karena dengan penutupan ini dapat menfungsikan ruang terbuka hijau (RTH).
"Saya gembira kita memulai secara formal dengan mengendalikan fungsi RTH di bekas lahan SPBU yang cukup dikenal," kata Fauzi Bowo.
Sumber : VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon komentar tidak mengandung hal-hal yang bertentangan dengan adat ketimuran..