28 Oktober 2009

MISTERI PLANET MARS MULAI TERKUAK



Misteri Mars Terkuak! Ditemukan 9 Piramida dan Jejak Peradaban Tinggi

Apakah ada kehidupan di Mars? Manusia mulai mencari jawaban atas pertanyaan ini pada tahun 1976, setelah penerbitan foto mirip sosok manusia duduk di tumpukan batu. Banyak yang mengatakan bahwa sosok mirip manusia itu merupakan trik cahaya, tapi ada juga yang meyakini sosok itu memang benar manusia. Hingga sekarang 'sosok misterius' itu masih misteri. Prokontra tentang 'sosok aneh' itu masih tetap ada.

Seorang ilmuwan mengatakan, kemungkinan 'sosok' itu adalah manusia. Pemunculannya merupakan tanda bahwa memang ada kehidupan di sana. Kini muncul lagi bukti baru. Baru-baru ini berhasil ditangkap kamera teleskop sembilan piramida di permukaan Mars. Piramida itu bukan buatan alam.

Piramida itu menggambarkan wajah manusia dan hewan, juga gambar besar yang memperlihatkan profil primata dan anjing.

Andrew Basiago, President of Mars Anomaly Research Society, menyebut penemuan tersebut 'A New Cydonia. "Para ilmuwan percaya bahwa ada tiga peradaban di Mars, yang salah satunya tersembunyi di bawah permukaan planet.

Para ilmuwan sebelumnya mengatakan bahwa gambar-gambar yang diambil dengan Spirit Rover berisi foto dari lima spesies primata, salah satu yang bernama 'Sendak. Basiago yakin bahwa Mars dulunya berkembang masyarakat memiliki peradaban tinggi. Namun kemudian terjadi bencana dahsyat yang menghancurkan hampir semua yang berada di sekitar Planet Merah itu itu pada 11.500 tahun lalu, serta Atlantis di Bumi.

Beberapa pengamat Mars percaya, setelah kejadian itu, makhluk Mars yang tersisa pindah ke bumi.

HARI INI TANGGAL 28 OKTOBER 2009 ADALAH HARI YANG BERSEJARAH BAGI PEMUDA INDONESIA



Hari ini tepat 28 Oktober 2009 adalah hari Sumpah Pemuda, apa pembaca tahu siapakah yang menulis Rumusan Sumpah Pemuda? ya, beliau adalah Bapak Moehammad Yamin. Berikut ini, penulis coba menjelaskan sedikit tentang beliau

Spoiler for Latar Belakang Keluarga:

Penyair yang dikenal sebagai pemula bentuk soneta dalam kesusastraan Indonesia modern ini dilahirkan di Sawahlunto, Sumatera Barat, pada tanggal 23 Agustus 1903. Ia menikah dengan Raden Ajeng Sundari Mertoatmadjo. Salah seorang anaknya yang dikenal, yaitu Rahadijan Yamin. Ia meninggal dunia pada tanggal 17 Oktober 1962 di Jakarta.


Spoiler for Latar Belakang Pendidikan:

Di zaman penjajahan, Yamin termasuk segelintir orang yang beruntung karena dapat menikmati pendidikan menengah dan tinggi. Lewat pendidikan itulah, Yamin sempat menyerap kesusastraan asing, khususnya kesusastraan Belanda. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tradisi sastra Belanda diserap Yamin sebagai seorang intelektual sehingga ia tidak menyerap mentah-mentah apa yang didapatnya itu. Dia menerima konsep sastra Barat, dan memadukannya dengan gagasan budaya yang nasionalis.

Pendidikan yang sempat diterima Yamin, antara lain, Hollands inlands School (HIS) di Palembang, tercatat sebagai peserta kursus pada Lembaga Pendidikan Peternakan dan Pertanian di Cisarua, Bogor, Algemene Middelbare School (AMS) ‘Sekolah Menengah Umum’ di Yogya, dan HIS di Jakarta. Yamin menempuh pendidikan di AMS setelah menyelesaikan sekolahnya di Bogor yang dijalaninya selama lima tahun. Studi di AMS Yogya sebetulnya merupakan persiapan Yamin untuk mempelajari kesusastraan Timur di Leiden. Di AMS, ia mempelajari bahasa Yunani, bahasa Latin, bahasa Kaei, dan sejarah purbakala. Dalam waktu tiga tahun saja ia berhasil menguasai keempat mata pelajaran tersebut, suatu prestasi yang jarang dicapai oleh otak manusia biasa. Dalam mempelajari bahasa Yunani, Yamin banyak mendapat bantuan dari pastor-pastor di Seminari Yogya, sedangkan dalam bahasa Latin ia dibantu Prof. H. Kraemer dan Ds. Backer.

Setamat AMS Yogya, Yamin bersiap-siap berangkat ke Leiden. Akan tetapi, sebelum sempat berangkat sebuah telegram dari Sawahlunto mengabarkan bahwa ayahnya meninggal dunia. Karena itu, kandaslah cita-cita Yamin untuk belajar di Eropa sebab uang peninggalan ayahnya hanya cukup untuk belajar lima tahun di sana. Padahal, belajar kesusastraan Timur membutuhkan waktu tujuh tahun. Dengan hati masgul Yamin melanjutkan kuliah di Recht Hogeschool (RHS) di Jakarta dan berhasil mendapatkan gelar Meester in de Rechten ‘Sarjana Hukum’ pada tahun 1932.


Spoiler for Latar Belakang Pekerjaan:

Sebelum tamat dari pendidikan tinggi, Yamin telah aktif berkecimpung dalam perjuangan kemerdekaan. Berbagai organisasi yang berdiri dalam rangka mencapai Indonesia merdeka yang pernah dipimpin Yamin, antara lain, adalah, Yong Sumatramen Bond ‘Organisasi Pemuda Sumatera’ (1926--1928). Dalam Kongres Pemuda II (28 Oktober 1928) secara bersama disepakati penggunaan bahasa Indonesia. Organisasi lain adalah Partindo (1932--1938).Pada tahun 1938—1942 Yamin tercatat sebagai anggota Pertindo, merangkap sebagai anggotaVolksraad ‘Dewan Perwakilan Rakyat’. Setelah kemerdekaan Indonesia terwujud, jabatan-jabatan yang pernah dipangku Yamin dalam pemerintahan, antara lain, adalah Menteri Kehakiman (1951), Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan (1953--1955), Ketua Dewan Perancang Nasional (1962), dan Ketua Dewan Pengawas IKBN Antara (1961--1962).

Dari riwayat pendidikannya dan dari keterlibatannya dalam organisasi politik maupun perjuangan kemerdekaan, tampaklah bahwa Yamin termasuk seorang yang berwawasan luas. Walaupun pendidikannya pendidikan Barat, ia tidak pernah menerima mentah-mentah apa yang diperolehnya itu sehingga ia tidak menjadi kebarat-baratan. Ia tetap membawakan nasionalisme dan rasa cinta tanah air dalam karya-karyanya. Barangkali hal ini merupakan pengaruh lingkungan keluarganya karena ayah ibu Yamin adalah keturunan kepala adat di Minangkabau. Ketika kecil pun, Yamin oleh orang tuanya diberi pendidikan adat dan agama hingga tahun 1914. Dengan demikian, dapat dipahami apabila Yamin tidak terhanyut begitu saja oleh hal-hal yang pernah diterimanya, baik itu
berupa karya-karya sastra Barat yang pernah dinikmatinya maupun sistem pendidikan Barat yang pernah dialaminya.


Spoiler for Latar Belakang Kesastraan:

Dilahirkan di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Yamin memulakan karir sebagai seorang penulis pada dasawarsa 1920-an semasa puisi Indonesia mengalami romantisisme yang hebat. Karya-karya pertamanya ditulis dalam bahasa Melayu dalam jurnal Jong Sumatera, *sebuah jurnal berbahasa Belanda, pada tahun 1920. Karya-karyanya yang awal masih terikat kepada kata-kata basi bahasa Melayu Klasik.

Pada tahun 1922, Yamin muncul buat pertama kali sebagai penyair dengan puisinya, Tanah Air*; maksud "tanah air"-nya ialah Sumatera. Tanah Air merupakan himpunan puisi modern Melayu yang pertama yang pernah diterbitkan. Sitti Nurbaya, novel modern utama yang pertama dalam bahasa Melayu juga muncul pada tahun yang sama, tetapi ditulis oleh Marah Rusli yang juga merupakan seorang anak Minangkabau. Karya-karya Rusli mengalami masa kepopuleran selama sepuluh tahun .

Himpunan Yamin yang kedua, Tumpah Darahku, muncul pada 28 Oktober 1928. Karya ini amat penting dari segi sejarah karena pada waktu itulah, Yamin dan beberapa orang pejuang kebangsaan memutuskan untuk menghormati satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia yang tunggal. Dramanya, Ken Arok dan Ken Dedes yang berdasarkan sejarah Jawa muncul juga pada tahun yang sama. Antara akhir dekad 1920-an sehingga tahun 1933, Roestam Effendi, Sanusi Pane, dan Sutan Takdir Alisjahbana merupakan pembentuk-pembentuk utama bahasa Melayu-Indonesia
dan kesusasteraannya.

Walaupun Yamin menguji kaji bahasa dalam puisi-puisinya, dia masih lebih menepati norma-norma klasik bahasa Melayu, berbanding dengan generasi-generasi penulis yang lebih muda. Ia juga menerbitkan banyak drama, esei, novel sejarah dan puisi yang lain. Di samping menulis sajak, misalnya Ken Arok dan Ken Dedes (1943) dan Kalau Dewi Tara Sudah Berkata (1932). Yamin memang banyak menaruh minat pada sejarah, terutama sejarah nasional. Baginyta sejarah adalah salah satu cara dalam rangka mewujudkan cita-cita Indonesia Raya. Dengan fantasi seorang pengarang roman dan dengan bahasa yang liris, ia pun menulis Gadjah Mada (1946) dan Pangeran Diponegoro (1950). serta juga menterjemahkan karya-karya William Shakespeare (1564--1616)
berjudul Julius Caesar (1952) dan dari pengarang India Rabindranath Tagore (1861--1941) berjudul
Menantikan Surat dari Raja dan Di Dalam dan Di Luar Lingkungan Rumah Tangga.

Karya Muhammad Yamin:
a. Puisi

(1) Indonesia, Tumpah Darahku, Jakarta: Balai Pustaka, 1928. (kumpulan)
b. Drama
(1) Ken Arok dan Ken Dedes, Jakarta: Balai Pustaka, 1934
(2) Kalau Dewa Tara Sudah Berkata. Jakarta: Balai Pustaka, 1932
c. Terjemahan
(1) Julius Caesar karya Shakspeare, 1952
(2) Menantikan Surat dari Raja karya R. Tangore, 1928
(3) Di Dalam dan di Luar Lingkungan Rumah Tangga karya R. Tigore, t.th
(4) Tan Malaka. Jakarta: Balai Pustaka,1945
d. Sejarah
(1) Gadjah Mada, Jakarta: 1945
(2) Sejarah Pangerah Dipenogoro, Jakarta: 1945


Quote:SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG
SATOE, TANAH AIR INDONESIA

Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA

Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN,
BAHASA INDONESIA

ASTEROID MENUMBUK LANGIT BONE, SULAWESI UTARA


Asteroid Impact...T Minus 29 Years
19-02-2007, 07:27 PM
U.N. Urged to Take On Asteroid Threat

Asteroid Threat (http://news.aol.com/topnews/articles...00010000000001)

SAN FRANCISCO (Feb. 18) - An asteroid may come uncomfortably close to Earth in 2036 and the United Nations should assume responsibility for a space mission to deflect it, a group of astronauts, engineers and scientists said on Saturday.

Astronomers are monitoring an asteroid named Apophis, which has a 1 in 45,000 chance of striking Earth on April 13, 2036.

Although the odds of an impact by this particular asteroid are low, a recent congressional mandate for NASA to upgrade its tracking of near-Earth asteroids is expected to uncover hundreds, if not thousands of threatening space rocks in the near future, former astronaut Rusty Schweickart said.

"It's not just Apophis we're looking at. Every country is at risk. We need a set of general principles to deal with this issue," Schweickart, a member of the Apollo 9 crew that orbited the earth in March 1969, told an American Association for the Advancement of Science conference in San Francisco.

Schweickart plans to present an update next week to the U.N. Committee on Peaceful Uses of Outer Space on plans to develop a blueprint for a global response to an asteroid threat.

The Association of Space Explorers, a group of former astronauts and cosmonauts, intends to host a series of high-level workshops this year to flesh out the plan and will make a formal proposal to the U.N. in 2009, he said.

Schweickart wants to see the United Nations adopt procedures for assessing asteroid threats and deciding if and when to take action.

The favored approach to dealing with a potentially deadly space rock is to dispatch a spacecraft that would use gravity to alter the asteroid's course so it no longer threatens Earth, said astronaut Ed Lu, a veteran of the International Space Station.

The so-called Gravity Tractor could maintain a position near the threatening asteroid, exerting a gentle tug that, over time, would deflect the asteroid.

An asteroid the size of Apophis, which is about 460 feet long, would take about 12 days of gravity-tugging, Lu added.Mission costs are estimated at $300 million.

Launching an asteroid deflection mission early would reduce the amount of energy needed to alter its course and increase the chances of a successful outcome, Schweickart said.

NASA says the precise effect of a 460-foot object hitting the Earth would depend on what the asteroid was made of and the angle of impact.

Paul Slovic, president of Oregon-based Decision Research, which studies judgment, decision-
making and risk analysis, said the asteroid could take out an entire city or region.
http://forum.kafegaul.com/archive/in.../t-158780.html

Asteroid Impactor Reported over Indonesia
Don Yeomans, Paul Chodas, Steve Chesley
NASA/JPL Near-Earth Object Program Office
October 23, 2009

On October 8, 2009 about 03:00 Greenwich time, an atmospheric fireball blast was observed and recorded over an island region of Indonesia. The blast is thought to be due to the atmospheric entry of a small asteroid about 10 meters in diameter that, due to atmospheric pressure, detonated in the atmosphere with an energy of about 50 kilotons (the equivalent of 100,000 pounds of TNT explosives).

The blast was recorded visually and reported upon by local media representatives. See the YouTube video at: http://www.youtube.com/watch?v=yeQBz...os=jkRJgbXY-90
A report from Elizabeth Silber and Peter Brown at the University of Western Ontario indicates that several international very-long wavelength infrasound detectors recorded the blast and fixed the position near the coastal city of Bone in South Sulawesi, island of Sulewesi. They note that the blast was in the 10 to 50 kT range with the higher end of this range being more likely.

Assuming an estimated size of about 5-10 meters in diameter, we would expect a fireball event of this magnitude about once every 2 to 12 years on average. As a rule, the most common types of stony asteroids would not be expected to cause ground damage unless their diameters were about 25 meters in diameter or larger.

A more extensive report by Elizabeth Silber and Peter Brown of the University of Western Ontario is here.

Summary of Preliminary Infrasonic Analysis of the Oct 8, 2009 Indonesian Superbolide

Elizabeth Silber and Peter Brown
Meteor Infrasound group
Dept. of Physics and Astronomy,
Univ. of Western Ontario
London, ON
N6A 3K7
CANADA

Released: October 19, 2009

On Oct 8, 2009, media reports appeared in the local press in Indonesia concerning a loud air blast occurring near 11am local time (0300 UT). Subsequent to these first media reports, additional English language reports appeared suggesting the event was meteoritic.

http://thejakartaglobe.com/home/myst...igating/334246
http://www.thejakartapost.com/news/2...ite-lapan.html

Indonesian language reports more clearly identify a bright fireball, accompanied by an explosion and lingering dust cloud as the origin of the air blast. Finally, a YouTube video posted on the same day appears to show a large dust cloud consistent with a bright, daylight fireball.

http://www.surya.co.id/2009/10/09/le...ng-sulsel.html
http://www.youtube.com/watch?v=yeQBz...os=jkRJgbXY-90

Based on these initial reports, a detailed examination was made of all International Monitoring System (IMS) infrasound stations of the Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organization (CTBTO). From this initial examination, a total of 11 stations showed probable signals from a large explosion centered near 4.5S, 120E, with an origin time near 0300 UT on Oct 8, 2009, consistent with the media reports. This signal was notable for having been (a) detected at many IMS stations, including five at ranges over 10,000 km (and one at a nearly 18,000 km range) and (b) being confined to very low frequencies. Both of these observations suggest the explosion source was of very high total energy. All signal motions were between 0.27 - 0.32 km/s, consistent with stratospheric signal returns.

We have used the Air Force Technical Application Centre (AFTAC) period-yield relation as described by ReVelle (1997) as the most robust basic indicator of source energy. To generate measured periods, the average periods of all phase-aligned stacked waveforms at each station were measured, according to the technique described in Edwards et al (2006). These periods were then averaged to produce a single, global average period of 13.4 sec and the AFTAC yield relation applied; this produced an average source yield of 31 kT of TNT. Averaging the individual yields
from all stations produces a mean source energy near 50 kT of TNT while using only the eight stations having the highest signal-to-noise-ratio (SNR) and using the local observed periods of the waveform at maximum amplitude produces a yield estimate of 40 kT of TNT, all of which are basically consistent. It is important to note, however, that the standard deviation of this measurement is nearly 30 kT. That is, the best source energy estimate would be 40 +/- 30 kT TNT. Note that much of this variation may be due to the signal emanating from different portions of the
fireball trail as observed at different stations; each period measurement is a "sample" of the size of the cylindrical blast cavity at that particular segment of the trail detected by any one station. As such, the out of atmosphere yield for this event is likely higher than these measurements suggest - very probably in the ~50 kT range. The yield estimates based on infrasonic amplitude are very uncertain in this instance as the propagation distances are much larger than is typical and outside the range limits where such relations have been developed (e.g. Edwards et al, 2006) and hence the period relationship (which was generated using a dataset of nuclear explosions having yields in this range) is more applicable.

Some examples of the detected and processed waveforms are shown in the appendix. Based on these infrasound records, it appears that a large (40-50 kT TNT) bolide detonation occurred near 0300 UT on Oct 8, 2009 near the coastal city of Bone in South Sulawesi, Indonesia. The infrasonic geolocation is not precise enough to determine if the bolide was over water or land, but it was relatively near the coast.

Follow-on observations from other instruments or ground recovery efforts would be very valuable in further refining this unique event.

Using an average impact velocity for NEAs of 20.3 km/s, the energy limits (10 - 70 kT) suggested by this analysis correspond to an object 5-10 m in diameter. Based on the flux rate from Brown et al (2002), such objects are expected to impact the Earth on average every 2 - 12 years lot.
http://neo.jpl.nasa.gov/news/news165.html

Menhub: Bandara Soekarno Hatta Amburadul


VIVAnews - Menteri Perhubungan baru, Freddy Numberi tidak hanya memecat Kepala Stasiun Kota, Jakarta. Namun, Menteri Perhubungan juga akan melakukan pembenahan di seluruh moda transportasi untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

"Tidak hanya di stasiun, kami melihat ke seluruh moda transportasi yang ada," ujar dia di Jakarta, Selasa malam, 27 Oktober 2009.

Menhub baru saja memecat Kepala Stasiun Kereta Api Kota, Jakarta karena stasiun tersebut jorok.

Moda transportasi ini seperti di Bandara, Pelabuhan, terminal, termasuk stasiun PT Kereta Api. Semua ditujukan untuk mengkritisi kekurangan yang terjadi agar pelayanan publik bisa lebih baik.

Freddy menilai pengelolaan layanan publik dibidang moda transportasi ini memang banyak kekurangan. Bukan hanya stasiun kereta api dan terminal yang jorok, tetapi bandara juga sama saja.

Dia mencontohkan layanan kebersihan terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta (Soeta) termasuk berkategori amburadul. "Lihat saja toiletnya dan sampah yang banyak ditemui selama sidak pada Senin lalu, 26 Oktober."

Padahal, bandara Soekarno Hatta merupakan bandara internasional terbesar milik Indonesia dan pintu gerbang utama bagi para wisatawan atau pebisnis asing memasuki negeri ini.

TELKOM GANTI LOGO




Jakarta - PT Telkom Indonesia Tbk menghabiskan dana Rp 3,2 miliar untuk mengganti logo perusahaannya. Adapun konsultan yang ditunjuk untuk menggarap logo baru tersebut adalah Brand Union.

"Dana sebanyak itu tidak kami habiskan untuk sekadar mengganti logo, tapi juga untuk menciptakan identitas merek baru dan mengganti semua logo lama di plasa Telkom," jelas Rinaldi seperti dikutip dalam keterangannya, Senin (26/10/2009).

Penggantian logo dari perusahaan yang genap berusia 153 pada 23 Oktober lalu tersebut, merupakan simbol transformasi bisnis Telkom dari perusahaan Infokom menjadi berbasis Telecommunication, Information, Media and Edutainment (TIME).

"Hadirnya portfolio bisnis baru ini sejalan dengan positioning baru Telkom, yakni life confident dengan tagline 'The World in Your Hand'. Telkom beralih dari separate providers menuju single provider," lanjut Rinaldi.

Menurut sang dirut, transformasi kali ini adalah yang terbesar sepanjang sejarah Telkom, karena bersifat fundamental, menyeluruh dan terintegrasi yang menyentuh empat aspek dasar perusahaan. Yakni, transformasi bisnis, infrastruktur, sistem dan model operasi, serta transformasi sumber daya manusia.

"Transformasi bisnis di tubuh Telkom merupakan sesuatu yang tak dapat dihindari," tegas Rinaldi.

Upaya Telkom dalam mempertahankan bisnis tradisionalnya dilakukan dengan cara mengoptimalkan jaringan saluran tetap kabel (fixed wireline), penyelarasan terhadap layanan seluler dan fixed wireless access (FWA), memisahkan FWA sebagai unit bisnis tersendiri, serta merampingkan portfolio anak perusahaan (streamline subsidiary portfolio).

"Kami harap dengan fokus berbasis TIME akan membuat Telkom menguasai 60% pendapatan dari industri new wave," tandas Rinaldi.

New wave yang dimaksud Rinaldi adalah bisnis baru di industri teknologi komunikasi informasi yang tidak hanya mengandalkan sektor telekomunikasi tetapi beralih kepada konten, portal, media, dan solusi teknologi informasi. Infrastruktur telekomunikasi hanya dijadikan sebagai tulang punggungnya saja.

Saat ini, menurut Rinaldi, new wave business baru berkontribusi sekitar 20% bagi total pendapatan Telkom. Kontributornya dari anak usaha seperti Sigma Cipta Caraka atau Indonusa. Sedangkan sumbangan terbesar masih datang dari sektor telekomunikasi sebesar 60%.

TUJUH MITOS TUJUH PENIPUAN

Tujuh mitos, tujuh penipuan tentang Malaysia (yang menulis orang malaysia sendiri)
Dalam negara malaysia ada beberapa mitos yang disebarkan. Pada ketika mitos ini disebarkan ramai warga negara kita belum bersekolah. Maka mitos ini di terima bulat-bulat. Penyebaran mitos ini memang bertujuan untuk membodohkan kita semua. Tetapi dengan adanya internet kita dapat memecahkan mitos-mitos ini melaui pengkajian berdasarkan fakta-fakta..

MITOS PERTAMA:

Hari Malaysia bukan pada 31 Ogos tetapi 16 September. BOHONG. Sabah ,
Serawak, Singapura dan Pesekutuan Tanah Melayu menjadi Persekutuan
Malaysia pada 16 September 1963. Singapura meninggalkan Malaysia pada
9 Ogos 1965. Tidak percaya sila tanya orang Sabah dan Serawak.

MITOS KE DUA :

Merdeka dimulakan oleh United Malays National Organisation. BOHONG.
Parti yang awal memperjuangan dan melaugkan slogan MERDEKA ialah
Kesatuan Melayu Muda di tubuh pada 1938. United Malays National
Organisation belum wujud lagi. Apabila wujud slogan United Malays
National Organisation ialah HIDUP MELAYU dan bukan MERDEKA !

MITOS KE TIGA :

Kemerdekaan didapati tanpa tumpah darah. BOHONG. Parti Komunis Malaya,
Angkatan Pemuda Insap, Anakatan Wanita Sedar, Hisbul Musliman, Peta,
Malayan Democtaric Union, KMM dan ribuan warga telah bangun mengangkat
senjata – pada mulanya melawan Jepun – kemudian melawan British. Tanpa
angkat senjata British tidak akan undur.

MITOS KE EMPAT :

Lagu Negara-Ku dikatakan lagu kebangsaan kita. BOHONG. Lagi ini bukan
ciptaan warga Tanah Melayu. Peciptanya orang Peranchis bernama Pierre
Jean de Beranger (1780-1857) Nama asal ialah Memula Moon. Bertukar
menjadi Terang Bulan. Di zaman Konfrontasi - Radio Repuklik Indonesia
memainkan lagu ini untuk mengejek Tunku yang dianggap budak suruhan
British. Dari Terang Bulan menjadi Negara-ku.

MITOS KE LIMA :

Bendera Jalur Gemilang – namanya baru 5 tahun. Ini adalah tiruan bulat
bulat dari bendera Amerika Syarikat yang bernama Star Spangled
–Banner, Stars and Stripes dan Old Glory. Nama jalur gemilang pun di
ciplak dari nama bendera Amerika. Buktinya lihat Jalur Gemilang tidak
ada motif Nusantara/Melayu – warna merah dan puteh adalah motif
Nusantara - merah darah rakyat - puteh hati rakyat.Motif Nusantara ini
wujud dalam bendera Singapura dan Indonesia.

MITOS KE ENAM :

Wujud perpaduan Melayu. BOHONG. Tidak ada perpaduan Melayu. Tidak
pernah terjadi perpadun Melayu semenjak konsep Melayu itu wujud. Tidak
mungkin adanya perpaduan Melayu seperti mustahilnya lahir perpaduan
China, perpaduan Arab, perpaduan Itali , perpaduan India.

Mito perpaduan Melayu bergerak dengan menakut-nakutkan orang Melayu
dari di’telan’ oleh China dan India. Apabila Melayu jadi takut maka
akan datang pembantu. Seperti mitos pokok ada hantu. Orang kampong
takut pada hantu lalu memanggil bomoh untuk menghalau hantu. Ini cara
klasik mitos bergerak. Takut-takut orang ramai. Apabila orang ramai
takut maka mereka akan mencari perlindungan. Maka muncul United Malays
National Organisation menjadi perlindung walhal yang menimbulkan
kerena gerombolan ini.

MITOS KE TUJUH:

Malaysia negara unik. BOHONG. Mitos ini disebarkan untuk membodohkan rakyat negara ini yang malas membaca dan hanya suka mendengar. Mitos ini bertujun untuk menunjukkan hanya gerombolan United Malays National Organisation sahaja yang dapat memerintah kerana Malaysia unik.

Hakikatnya Malaysia tidak unik – bukan Malaysia sahaja dalam dunia ini yang berbilang kaum , yang berbilang bahasa, pelbagai agama dan budaya. Tidak ada negara yang monolith dalam dunia ini – semua ada kepelbagian. Setiap negara dalam dunia ini ada kepelbagaian.

TEKNOLOJI PECAHKAN MITOS

Lihatlah betapa teknoloji dan ilmu pengetahuan telah memecahkan mitos-mitos ini. Betapa internet telah membolehkan kita bersama-sama mencari fakta dan menilai dokumen sejarah.

Kalau dulu kita tidak tahu asal usul lagu Negara-ku – hari ini gambar dan riwayat hidup pembuat lagi ini kita kenali. Kalau dulu ada yang menerima mitos tentang kemedekaan dicapai tanpa tumpah darah. Hari ini mitos ini telah terbarai pecah. Dokument-dokumen sejarah semuanya boleh kita baca melaui internet.

Kemajuan manusia akan terus memecahkan mitos mitos yang lapuk dan berkarat ini. Teknoloji akan membebaskan manusia dari di perangkap dan di belenggu oleh mitos-mitos. Tanpa mitos manusia akan jadi berani. Insan yang berani bebas adalah insan yang berfikir. Manusia yang berfikir tidak akan tunduk kepada sesipa kecuali fikrahnya yang rasional.

Tulisan yang paling banyak dikunjungi